Menghafal, Antara Kemauan Yang Kuat dan Metode Yang Baik
Setelah mengetahui keutamaan menghafal al-Quran, banyak pemuda yang ingin merealisasikan perkara ini, bahkan sesungguhnya seorang muslim itu mesti memiliki keinginan ini, meskipun tidak diberitahu tentang keutamaan al-Quran. Tidak ada seorang muslimpun, bagaimanapun keadaannya yang tidak menginginkan dirinya hafal al-Quran, tanpa melihat susahnya merealisasikan angan-angan ini.
Banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan oleh para pemuda, diantaranya, apa metode terbaik untuk menghafal Kitabulloh? Bagaimana caranya saya bisa menghafal al-Quran? Saya ingin menghafal al-Quran, bagaimana caranya?... Inilah pertanyaan-pertanyaan penting yang mengharapkan adanya jawaban yang dapat membantu menyampaikan dan merealisasikan tujuan ini. Jawaban atas pertanyaan ini dapat dirasakan untuk menjawab teka-teki yang membingungkan tentang bagaimana caranya menghafal al-Quran, karena dia telah berusaha dan berupaya, namun…? Oleh karena itu mereka melakukan koreksi dan bertanya tentang metode-metode menghafal al-Quran yang dengan keyakinan akan mendapatkan jawaban yang memuaskan, dan mendapatkan jalan keluar dari teka-teki yang membingungkan.
Disana ada beberapa ketentuan penting yang dapat membantu orang yang menghafal al-Quran untuk meniti jalan ini, ketidaktahuan tentang ketentuan-ketentuan ini akan menambah beban berupa waktu dan kepayahan, yang hal itu akan menyebabkan hilangnya sebagian waktunya secara sia-sia, kecuali apabila faktor utamanya bukan hal itu, dan tersisalah tanggung jawab ketidaktahuan dan ketidaktepatan metode itu pada masalah keterlambatan dan kelemahan hafalan. Adapun menjadikan metode itu sebagai satu-satu metode yang paling menakjubkan adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Tidakkah anda melihat seorang laki-laki yang berhenti di bawah gunung yang tinggi, dia diminta untuk mendakinya dengan berjalan kaki, lalu dia bertanya tentang jalan menuju puncak, lalu dia diberi peta yang sangat detail. Bagaimana pendapat anda, apakah dia mampu mencapai puncak gunung itu tanpa memiliki cita-cita yang tinggi dan kemauan yang kuat yang dapat membuatnya mampu memikul kesulitan-kesulitan?
Ketika daftar program suatu kegiatan telah ditentukan dengan rencana sederhana yang mesti dikerjakan beserta langkah-langkahnya diberikan kepada seseorang, maka daftar program itu tidak akan bermanfaat apa-apa bagi orang yang tidak memiliki kemampuan atau tidak mempersiapkan diri meluangkan waktunya untuk melaksanakan rencana tersebut. Demikian juga dengan program menghafal Kitabulloh, perkara ini merupakan jenis kegiatan yang membutuhkan waktu yang panjang dan penuh dengan kesusahan. Orang yang ingin menempuhnya sangat membutuhkan kemauan dan keinginan yang kuat, kesungguhan dan kekuatan untuk memikul beban. Dia perlu mengkhususkan waktunya untuk melaksanakan kegiatan ini yang tidak boleh diganggu dengan kegiatan yang lain, maka hendaknya dia menertibkan kembali program kegiatannya sesuai dengan kepentingannya agar kegiatan tahfidz ini didahulukan, sehingga kegiatan ini mendapatkan waktu yang cukup.
Ini bukan berarti kita mengesampingkan metode-metode yang cocok dan cara-cara yang baik serta mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain. Hanya saja semua metode tadi baru bisa dilaksanakan setelah seseorang memiliki niat yang benar, kemauan yang kuat dan cita-cita yang tinggi serta memulai langkah-langkah yang nyata.