Beasiswa LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab)
LIPIA adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab, berada di Jakarta didirikan pada tahun 1400 H/ 1980 M. Merupakan salah satu lembaga pendidikan di luar negeri yang berada dibawah Universitas Islam Imam Muhammad bin Sa'ud Riyadh. Website resmi http://www.lipia.org.
Alamat sekarang: Jl. Buncit Raya No. 5A Ragunan Jakarta Selatan, yang sebelumnya berada di Salemba Raya dan Raden Saleh.
Jurusan yang ada di LIPIA:
- Jurusan Syari'ah: memberikan gelar Bachelor/Lc dalam bidang ilmu syar'iah. Masa belajar 4 (empat) tahun.
- Jurusan Persiapan Bahasa/I'dad Lughowi, terdiri dari empat level, lama pendidikan 2 tahun.
- Jurusan Takmily/pra Universitas, lama pendidikan dua semester.
- Jurusan Pendidikan Guru/Diploma, memberikan ijazah diploma umum dalam bidang metodologi pengajaran bahasa Arab bagi non Arab. Lama pendidikan dua semester.
- Menyebarluaskan bahasa Arab
- Mendidik tenaga pengajar yang ahli dalam bidang pengajaran bahasa Arab bagi non Arab, serta membekali mereka dengan ilmu pengetahuan islam
- Mengembangkan kurikulum bahasa Arab di perguruan tinggi dan sekolah-sekolah di Indonesia.
- Memberikan bantuan kepada perguruan tinggi dan sekolah-sekolah berupa, teks book, buku-buku dan alat bantu/peraga.
- Menyiapkan tulisan-tulisan ilmiah tentang bahasa Arab praktis dalam pengajaran bahasa Arab.
- Mengadakan penataran bagi para guru bahasa Arab.
LIPIA merupakan kepanjangan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab. Awalnya ketika berdiri pada tahun 1980 hanya sebuah Ma’had atau semacam lembaga kursus untuk Bahasa Arab dan diperuntukkan bagi wanita, istilahnya barnamij khairu mukatstsaf (Program Non-intensif) seminggu 2 kali.
Kemudian pada tahun 1987, LIPIA secara resmi baru membuka Program S-1 dengan Fakultas tunggal yaitu Fakultas Syari’ah dengan Jurusan Perbandingan Mazhab untuk Laki-laki dan Wanita. Induk dari lembaga ini sebenarnya adalah Universitas Islam Al-Imam Muhammad Ibnu Suus (www.imamu.edu.sa) di Riyadh Saudi Arabia. Jadi seluruh kurikulumnya mengacu pada Universitas di Riyadh ini termasuk kitab-kitab berbahasa arab yang digunakan dan para pengajarnya seperti dari Saudi Arabia, Mesir, Sudan, Palestina, Yordania, Somalia dan Iraq.
Hebatnya lagi, LIPIA cuma ada satu di Indonesia dan beberapa negara yang beruntung bisa bekerja sama dengan Pemerintah Arab Saudi seperti Washington, Jepang (www.aii-t.org/e/main/idex.htm) dan beberapa negara lain.
Kenapa Pilih LIPIA ?
Banyak alasan orang memilih LIPIA sebagai tempat kuliah diantaranya dan Insya Allah masih berlaku sampai sekarang adalah kuliah gratis, tanpa uang pendaftaran, uang gedung, sumbangan ini-itu, di kasih pesangon pula (cuman makan aja gak).
Yang menarik nih, kalau ada mahasiswa yang sudah menikah malah dikasih tunjangan bahkan bila keduanya (suami-istri) sama – sama kuliah di LIPIA mendapatkan sumbangan yang lebih besar lagi. (heemmm....jadi pengen)
Program yang dibuka apa aja ?
Kalau belum berubah, sama seperti diatas Program S-1 cuma satu Fakultas yaitu Fakultas Syari’ah dengan Jurusan Perbandingan Mazhab. Nah, bedanya dengan tempat kuliah pada umumnya di Indonesia nih sebelum kita masuk ke jenjang S-1 harus melewati beberapa program sebelumnya seperti Program Persiapan Bahasa (I’dad Lughawi) selama 2 tahun atau 4 semester dan Program Persiapan Universitas (Takmili) selama 1 tahun atau 2 semester lalu dilanjutkan kuliah S-1 LIPIA selama 4 tahun atau 8 semester.
Perlu diingat bahwa pada setiap Program terdapat test yang harus dilalui, jadi calon mahasiswa yang sudah diterima di Program Persiapan Bahasa belum tentu menjadi mahasiswa LIPIA sebelum melewati test Program Persiapan Universitas, setelah lulus ke dua program ini masih akan dites untuk masuk ke Program S-1 LIPIA sehingga kurvanya menjadi meng-kerucut, makin sedikit yang diterima. Mengenai test kedua program ini akan dibahas dibawah ini (mo sekalian curhat hehe...).
Waktu kuliahnya ?
Dilakukan dari hari Senin sampai Jum’at sejak jam 07.00 – 12.00 WIB.
Gelar yang di peroleh ?
Gelarnya ialah Lc (License).
Test di LIPIA kaya gimana.... ?
Meskipun LIPIA cuma membuka 1 Fakultas dengan 1 jurusannya (yg saya denger sih) tapi tidak pernah kehilangan peminat , coba bayangin peminatnya se-Indonesia dan mencapai ribuan orang yang daftar dah begitu yang diterima cuma 1 kelas T__T tapi dengar kabar katanya akan membuat gedung baru di dekat Kp.Rambutan (acik2....lebih deket nih ^ _ ^) yang lebih luas, yah mudah-mudahan yang diterima juga lebih banyak. Amiiin...
Lanjut, mengenai testnya simple aja cuma ada 2 yaitu Tes Lisan dan Tertulis. Nah ini baru mulai curhatnya, jadi mereview sedikit aja bahwa di LIPIA itu setiap calon mahasiswa harus melewati 3 tes : Tes Program Persiapan Bahasa, Tes Program Persiapan Universitas dan Tes Masuk S-1 LIPIA setelah melewati ketiga tahap ini resmilah menjadi mahasiswa S-1 LIPIA. Rinciannya berikut :
- Tes Program Persiapan Bahasa (I’dad Lughawi)
Pada tahap ini, setiap calon mahasiswa akan dites kemampuan bahasa Arabnya. Iyalah saat kuliah nanti pengajarnya khan asli dari luar semua, jadi tidak ada yang bisa bahasa Indonesia. Karena ukurannya keterampilan berbahasa maka fokusnya untuk bisa lolos lebih kepada kemampuan itu. Ada 4 sisi kemampuan yang dites, yaitu :
a. Membaca (fahmul maqru’)
seorang calon mahasiswa harus paham apa yang dibaca dari sebuah teks tulisan atau buku bahasa Arab. Artinya lebih dari sekedar tahu arti bahasa Arab tapi dia harus membaca dengan memahami maknanya.
b. Mendengar (fahmul masmu’)
seorang calon mahasiswa harus paham apa yang dia dengar, baik pembicaraan langsung atau pun suara yang terdengar dari kaset. Salah satunya nanti mendengarkan cerita dari kaset, yang harus dijawab soal-soalnya.
Ada cerita cukup menarik, jadi pada masa-masa awal pembukaan. Banyak calon mahasiswa mengira kalau tes tertulis, ya memang menulis biasa. Ternyata eh ternyata....maksudnya menulis adalah mendengarkan soal yang dibacakan dari kaset dan jawabannya ditulis dikertas dengan Bahasa Arab. Jadilah banyak yang berguguran pada tahap ini yang jumlahnya ratusan orang (hueeeh...). Maka pada tes ini telinga kita harus peka mendengarkan soal yang dibacakan dalam bahasa Arab.
c. Menulis (ta’bir tahiriri)
seorang calon mahasiswa harus bisa menuliskan isi pikiran dan isi hati dengan menggunakan bahasa Arab. (Wah, kalau antum ada yang biasa menulis diary kayanya bakalan lulus deh...eittt tunggu dulu tapi peke bahasa Arab lho).
d. Berbicara (ta’bir syawawi)
seorang calon mahasiswa dituntut bicara, bercerita, bernegosiasi, berdebat, pidato bahkan merayu dengan bahasa Arab secara spontan (wah klo yang trakhir gak tau nih, bener ato gak) kalau memang benar harus merayu tenang aja peserta laki-laki di tes sama orang Arab laki-laki (biasanya brewokan hehe...) dan kalau wanita sama yang wanita lah.
Jadi ada cerita menarik (ato lebih pasnya mengharukan). Saat tes ini berlangsung ternyata tidak jauh beda dengan Tes Menulis, calon mahasiswa banyak yang keok, keringat dingin semua, gelagapan dan otak seolah mogok berhenti tidak mau diajak kompromi. Pas ikut tes dan harus menjawab ini-itu, mulut sudah terbuka lebar mau langsung ngomong, tapi suara yang keluar Cuma ”aaaa...aa...aaa....” dan ”eeee....eee...” aja. Akhirnya malang tak dapat ditolak, banyak yang berguguran juga.
Untuk mengantisipasinya dari calon mahasiswa banyak yang sudah mengikuti kursus bahasa Arab terlebih dahulu. Sehingga tak sedikit dari calon mahasiswa saat melakukannya dengan santai bahkan ada yang sambil bercanda-canda dan ketawa-tawa sama orang Arabnya (serius lho, bisa sampe kaya gitu. Yang kaya gini nih dah bisa lulus deh).
Intinya kalau antum bisa sampai ngelawak atau bercerita segala dan si Arabnya sampai tertawa terpingkal-pingkal atau meneteskan air mata ikut sedih pasti diterima pada Program Persiapan Bahasa ini, tapi kalau si Arabnya malah bingung mendengar suara antum (antum ngelawak dia diem aja trus antum cerita sedih dia malah ketawa wah ini berabe....ada yang salah antara antum ato si Arabnya) atau saat berbicara dalam bahasa Arab masih ”ah-uh...ah-uh” tidak jelas antara ngomong atau makan rujak pedes, siap-siap lah dipulangkan (dengan perasaan sedih dan pala nunduk hampir nyentuh tanah).
Jadi tipsnya untuk masuk LIPIA, saat antum belajar bahasa Arab bukan grammer atau nahwu sharaf yang dites (yaah...dites juga sih tapi gak sampai dalam) melainkan keterampilan antum dalam berbicara bahasa Arab.
Saat tiba hari pengumuman (”persisnya kaya suasana Yaumul Hisab,” kata seorang teman), semua calon mahasiswa datang baik yang dari Jakarta maupun dari daerah-daerah. Pemandangannya macem-macem, ada yang bawa-bawa koper segala kalau tidak diterima, ya langsung keterminal pulang kampung.
Makin aneh pemadangannya saat pengumuman dilihat oleh para calon mahasiswa, ada yang lompat-lompat kegirangan (biasanya diterima), ada yang lesu (biasanya gak diterima), ada yang langsung angkat koper trus keterminal (mengharukan huhuhu... T__T) malah ada yang bengong (klo yang ini gak jelas ”nama ane dimana neh..?kok didaftar terima ato gagal gak ada..”)
Kuliah Program Persiapan Bahasa
Setelah diterima pada program ini, statusnya masih sebagai calon mahasiswa LIPIA belum mahasiswa LIPIA. Kemudian akan mengikuti perkuliahan untuk lebih memantapkan bahasa Arabnya.
Kuliah dilakukan dengan intensif. Jam kuliah terbilang padat juga selama 2 tahun atau 4 semester, masuk jam 07.00 dan selesai jam 12.00 sehari 5 sessi dan tiap sessi 50 menit. Jadi antara sesi satu dengan lain diberi jeda 5 menit saja, sekedar memberi kesempatan para dosen berganti kelas.
Dikelas persiapan bahasa ini, materi kuliah memang terkonsentrasi pada 4 sisi kemahiran berbahasa, yaitu membaca, menulis, berbicara dan mendengar langsung sama orang Arabnya.
Banyak para peserta yang sudah merasa bahasa Arabnya ’ngedok’, ternyata salah dalam ta’bir dan harus diperbaiki. Karena sewaktu dipesantren dulu, guru mereka yang bukan orang Arab itu mengajarkannya keliru. Yah, namanya juga bukan orang Arab tetap saja tastenya (dzauq) beda. Selain itu disiplin yang diterapkan juga ketat. Tiap ganti jam pelajaran, dosen akan mengabsen. Jumlah absen nantinya akan mempengaruhi nilai mukafaah (uang saku) dan bila melebihi 25% toleransi kehadiran bisa dihukum tidak bisa ikut ujian akhir. Akhirnya bisa tinggal kelas atau malah DO sekalian.
Fasilitas yang diberikan sejak diterima pada program ini hingga lulus kuliah S-1 LIPIA cukup menggairahkan eh...menggiurkan, seperti ruang ber-AC, perpustakaan luas, tiap hari masuk ’bioskop’ alias laboratorium bahasa. Bahkan yang asalnya dari daerah, disediakan kos-kosan gratis (ciehuuyyy...ini baru mantab ^_^).
2. Tes Program Persiapan Universitas (Takmili)
setelah lulus di Program Persiapan Bahasa, tahapan selanjutnya adalah memasuki tahap tes berikutnya alias Tes Program Persiapan Universitas (Takmili) dan lulus program ini adalah syarat untuk bisa mendaftar di Program S-1 LIPI (ntar di tes lagi lho).
Untuk masuk Program Persiapan Universitas, ’ritual’ serupa harus dilakukan lagi. Tidak ada jaminan bagi lulusan Program Persiapan Bahasa untuk bisa langsung diterima pada program ini jadi peserta yang berguguran pun akan cukup banyak. Bedanya pada tes kali ini yang diuji adalah :
- Hafalan, minimal 2 Juz
Jika pada tes Program Persiapan Bahasa tidak ada tes hafalan Al-Qur’an, kali ini berbeda. Setiap peserta diwajibkan minimal hafal 2 Juz, teknis pengetesannya biasa saja. Kita akan ditanya juz mana saja yang sudah hafal, minimal 2 juz. Misalnya kita bilang bahwa juz pertama dan terakhir maka kita akan dites secara acak ujung - ujung ayat didalam kedua juz itu. Dan biasanya loncat-loncat, dari depan ke belakang, pindah ketengah, pindah lagi ke mana saja yang disukai oleh penguji.
- Mahir bahasa Arab
Yah, namanya juga sudah lewat Program Persiapan Bahasa bisanya bagi para peserta tidak terlalu susah untuk melewati tes ini. Seperti tes Program Persiapan Bahasa, intinya bisa cuap-cuap, bikin ketawa atau nangis orang Arabnya.
- Sastra Arab, Keislaman & Syariah
Inilah inti dari tes menuju Program Persiapan Universitas. Para peserta diharuskan mengetahui & paham sastra Arab selain itu wawasan keislaman plus syariah kita pun tak luput di tanya. Semuanya diucapkan dengan menggunakan bahasa Arab.
Kuliah Program Persiapan Universitas (Takmili)
Yap, setelah lulus tes ini maka para peserta memasuki Program Persiapan Universitas. Disini para peserta akan di gembleng selama 1 tahun dengan pembekalan seperti Sastra Arab termasuk Syi’ir Jahili (Imru’ul Qais) hingga Sastra Arab modern (Al-Manfaluthi).
Awalnya, banyak para peserta yang herman ehh...heran/bingung, mau belajar Islam kok disuruh menghafal syair-syair segala, mending menghafal Al-Qur’an deh. Ternyata setelah menjalaninya kita dilatih untuk menguasai bahasa Arab bukan hanya percakapannya (karena itu cuma ada di Program Persiapan Bahasa) tapi juga kekuatan bahasa dan sastranya. Konsiderannya, dua sumber agama Islam itu merupakan sastra yang indah dan level tinggi (ckckck....hidup Islam !!) ”Percuma aja bicara Islam tapi tidak mengerti kekuatan bahasa keduanya atau cuma sekedar baca terjemahannya !!” kata seorang teman.
- Tes Masuk Fakultas Syari’ah LIPIA
setelah melalui jalan yang panjang, aral merintang, penuh onak dan duri akhirnya kita....DI TES LAGI !! (Allahurabbi....banyak bener tes nya, lieur euy). Yap, begitulah perjuangan ada harga yang harus dibayar. Tapi tenang sodara – sodara, ini adalah tes yang terakhir. Tesnya, antara lain :
- Hafalan, minimal 3 Juz Al – Qur’an
Gak usah dijelasin yah...khan sma aja kaya teknis pelaksanaannya.
- Pemahaman Ilmu Syariah yang jauh lebih dalam dari sebelumnya.
Tesnya pada kelompok ini seperti lisan dan tertulis. Cuma segitu aja ?Kok gak dijelasin sih ?iyalah untuk sementara seperti itu dan berharap aja panitianya gak ngerubah banyak karena tes tahap ini sedikit mirip pada tes tahap 1 dan 2 cuma bobotnya aja yang lebih dalam dan luas. Trus peluang diterimanya gimana ?sama aja, akan ada yang berguguran di medan LIPIA. Kecuali antum orang Arab, gampang deh masuknya.
Ingat lho, pihak LIPIA melakukan seperti ini (hanya menerima sedikit mahasiswa) bukan karena gak ada duit melainkan mencari mahasiswa yang serius mau belajar dan pintar.
Kuliah di LIPIA
Mekipun pihak LIPIA hanya membuka 1 Fakultas dengan 1 Jurusan tapi nyaris semua cabang Ilmu Keislaman diajarkan. Sebagian Mata kuliah (MK) yang diajarkan adalah :
a. MK Fiqih (40 sks)
setiap hari ada mata kuliah ini hingga semester 8. Kitab yang dipakai antara lain Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid karya fenomenal Ibnu Rusyd Al-Hafid
b. MK Ushul Fiqih (32 sks)
diajarkan 4 hari dalam seminggu. Kitabnya antara lain Raudhatun Nadhir.
c. MK Nahwu (24 sks)
Kitabnya antara lain Audhahul Masalik yang merupakan syarah (penjelasan) dari matan Alfiyah Ibnu Malik
d. MK Tafsir (20 sks)
diajarkan tiga hari dalam seminggu. Kitabnya antara lain Fathul Qadir.
e. MK Hadits Ahkam (20 sks)
diajarkan tiga hari dalam seminggu.Kitabnya antara lain Subulus Salam, kitab ini merupakan syarah (penjelasan) dari Kitab Bulughul Maram.
f. MK Al-Qur’an ( 12 sks, penekanan pada Tahsinut tilawah dan Tahfidz)
target yang dicapai hingga lulus S-1 minimal hafal 8 Juz Al-Qur’an.
g. MK Qawaid Fiqhiyyah (4 sks)
h. MK Faraidh (8 sks)
i. MK Teks Sastra (4 sks)
j. MK Metodologi Mengajar (4 sks)
k.Kultur Islam (4 sks)
l. MK Balaghah (2 sks)
m. MK Ushul Tarbiyah (2 sks) dan sebagainya
Sehingga jika ditotal-total seluruh mata kuliahnya bisa mencapai 200 sks, lebih banyak dari kuliah umum S-1 di Indonesia.
Syarat Pendaftaran :
1. Calon Mahasiswa sudah tamat aliyah atau yang sederajat untuk bagian :
- I’dad lughawi : nilai rata-rata minimal 7 dan ijazah belum lewat 3 tahun.
-Takmily : nilai rata-rata minimal 8 dan ijazah belum lewat 4 tahun.
-Syari'ah: nilai rata-rata minimal 8 dan ijazah belum lewat 5 tahun.
2. Sehat jasmani & rohani 3. Berkelakuan baik
4. Mampu berbahassa arab dengan baik ( baca, tulis dan bicara )
5. Hafal Al-Qur’an (Minimal 2 juz untuk Takmily, 3 juz untuk Syari'ah, I'dad tidak wajib tapi sunnah).
6. Mengkhususkan diri sepenuhnya untuk belajar di LIPIA
7. Seorang Guru / Dosen Bhs. Arab di Sekolah / Perguruan Tinggi (untuk DIPLOMA)
8. Belum pernah diberhentikan dari LIPIA
9. Lulus tes tulis & tes lisan
Berkas yang diperlukan
1. Foto Copy Ijazah yang sudah dilegalisir
2. Transkrip nilai & raport terakhir
3. Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Kepolisian yang masih berlaku / SKCK (asli)
4. Surat Keterangan Sehat dari Dokter yang masih berlaku (asli)
5. Foto copy KTP yang masih berlaku
6. Pas Foto terbaru : (4×6) 2 lembar, (3×4) 2 lembar, (2×3) 2 lembar
7. Rekomendasi dari Sekolah atau tokoh masyarakat
Masa belajar :
I'dad Lughowi (Persiapan Bahasa) : 2 tahun ( 4 semester)
Takmily (Pra Universitas) : 1 tahun ( 2 semester)
Syariah (S1) : 4 tahun ( 8 semester )
Info lebih lengkap :
http://www.lipia.org/
1. Calon Mahasiswa sudah tamat aliyah atau yang sederajat untuk bagian :
- I’dad lughawi : nilai rata-rata minimal 7 dan ijazah belum lewat 3 tahun.
-Takmily : nilai rata-rata minimal 8 dan ijazah belum lewat 4 tahun.
-Syari'ah: nilai rata-rata minimal 8 dan ijazah belum lewat 5 tahun.
2. Sehat jasmani & rohani 3. Berkelakuan baik
4. Mampu berbahassa arab dengan baik ( baca, tulis dan bicara )
5. Hafal Al-Qur’an (Minimal 2 juz untuk Takmily, 3 juz untuk Syari'ah, I'dad tidak wajib tapi sunnah).
6. Mengkhususkan diri sepenuhnya untuk belajar di LIPIA
7. Seorang Guru / Dosen Bhs. Arab di Sekolah / Perguruan Tinggi (untuk DIPLOMA)
8. Belum pernah diberhentikan dari LIPIA
9. Lulus tes tulis & tes lisan
Berkas yang diperlukan
1. Foto Copy Ijazah yang sudah dilegalisir
2. Transkrip nilai & raport terakhir
3. Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Kepolisian yang masih berlaku / SKCK (asli)
4. Surat Keterangan Sehat dari Dokter yang masih berlaku (asli)
5. Foto copy KTP yang masih berlaku
6. Pas Foto terbaru : (4×6) 2 lembar, (3×4) 2 lembar, (2×3) 2 lembar
7. Rekomendasi dari Sekolah atau tokoh masyarakat
Masa belajar :
I'dad Lughowi (Persiapan Bahasa) : 2 tahun ( 4 semester)
Takmily (Pra Universitas) : 1 tahun ( 2 semester)
Syariah (S1) : 4 tahun ( 8 semester )
Info lebih lengkap :
http://www.lipia.org/
assalamu'alaikum..
BalasHapusustadz ana mau daftar di lipia diplom caranya bagaimana ?
bagaimana cara daftar di lipia diplom ?
BalasHapuskapan yach ke lipia lagi
BalasHapussalam kenal
admin kumpulankonsultasi.com