Bulan Sya’ban, Saatnya Muraja’ah Hafalan

Syaikh DR.Ridho Busyamah (*)

Segala Puji milik Allah yang menggantikan siang dengan malam dan sebaliknya,menjadikan hari-hari dan waktu untuk melakukan ketaatan dan menggapai derajat pahala.Tidaklah berakhir satu musim ketaatan kecuali Allah munculkan dengan musim lain untuk memperbaharui iman dan ketergantungan kepada Allah al wahid al qohhar.

Dan saat ini kita memasuki bulan dari bulan-bulan ketaatan namun kebanyakan manusia melalaikannya .Nabi Ash Shodiqul Masduq(yang benar dan dibenarkan) telah mengabarkan demikian ketika ditanya oleh Usamah bin Zaid radhiallahu ‘anhu

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ؟ قَالَ: ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ العَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ


Wahai Rasulullah mengapa aku tidak melihat engkau berpuasa dalam satu bulan, seperti engkau berpuasa dibulan Sya’ban ini? Rasul menjawab :”Sya’ban adalah bulan antara rajab dan ramadhan yang dilalaikan oleh manusia.Di bulan Sya’ban ini diangkat amal-amal kepada Rabbul Alamin.Maka aku suka untuk diangkat amalan ku sedangkan aku sedang berpuasa.Diriwayatkan An Nasai dalam As-Sunan (2356)dan dihasankan oleh Al Albani dalam Al Irwa’ (4/103)

Adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam memperbanyak shaum di bulan Sya’ban sebagaimana yang disampaikan oleh Aisyah radhiallahu ‘anha
كانَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم يَصُومُ حتَّى نَقُولُ لاَ يُفطِرْ، ويُفْطِرُ حتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ، فمَا رَأَيتُ رَسولَ الله صلى الله عليه وسلم اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهرٍ إلاَّ رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكثَرَ صِيَامًا مِنهُ في شَعْبانَ»

Adalah Rasulullah berpuasa sampai-sampai kami mengira beliau tidak berbuka dan sebaliknya berbuka sampai dikira tidak pernah berpuasa.Saya tidak melihat beliau berpuasa penuh kecuali di bulan Ramadhan, dan tidak aku lihat beliau memperbanyak puasa seperti di bulan Sya’ban (Bukhari 1969 dan Muslim 2721)

Dan Aisyah meriwayatkan pula
لَمْ يَكُن النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كلَّهُ وَكانَ يَقُولُ: خُذُوا مِنَ العَمَلِ مَا تُطِيقُونَ، فإنَّ اللهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا

Tidaklah Nabi shalallahu a’laihi wasalam berpuasa lebih banyak kecuali dibulan Sya’ban,maka sesungguhnya beliau berpuasa Sya’ban sepanjang bulan dan berkata “Kerjakanlah amalan yang kalian mampu sesungguhnya Allah tidak bosan hingga kalian bosan….(DIriwayatkan Bukhari 1970 dan Muslim 2723)

Nabi salallahu alaihi wasalam menjelaskan dengan perbuatan dan ucapan menunjukkan perhatiannya yang besar dengan bulan mulia ini,dimana kebanyakan manusia melalaikannya,karena menyangka tidak ada kemuliaan dengan berpuasa dibulan sya’ban ini dan bahwasannya kaum muslimin tidak berpuasa kecuali di bulan Ramadhan serta beberapa hari saja sebagai sunnah.

Akan tetapi orang yang mendapat taufiq dari Allah untuk memperhatikan bulan ini,akan mempersiapkan diri dengan bulan penuh kebaikan dan barkah.Maka jangan sampai lalai dibulan sya’ban ini mengikuti contoh Rasulullah shalawatullah wasalamuh ‘alaih.Kemudian bersungguh sungguh dalam berpuasa sebagimana dicontohkan Nabi yang ingin amalannya diangkat kehadapan Allah sedang dia berpuasa,maka didapatkan ganjaran dan pahala ,ketinggian disisi Allah.Diantara faidah lain adalah sebagai persiapan menghadapi bulan Ramadhan,maka siapa yang berpuasa sedikit atau banyak dibulan Sya’ban akan terbiasa diatas puasa dan ketaatan.Maka keadaanya ibarat pendahuluan bagi bulan agung dalam melakukan ketaatan.

Oleh karenanya sebagian salaf berebut ketaatan di bulan Sya’ban. Adalah Salamah bin Kuhail berkata:”Bulan ini adalah bulan membaca (alquran).Juga Habib bin Abi Tsabit apabila memasuki bulan Sya’ban berkata “Hadza Syahrul Qurra”( ini adalah bulannya para qori).Dan Umar bin Qois Al Mala-i apabila memasuki Sya’ban menutup tokonya untuk membaca Al Qur’an


Semua ini adalah sebagai persiapan menyambut bulan kebaikan dan barakah yakni Ramadhan.Maka seorang muslim baik sekali untuk mengulang (muraja’ah) hapalan al qur’an di bulan ini,terutama bagi yang memiliki tanggungjawab nantinya didalam sholat taraweh sebelum tibanya ramadhan,sehingga dirinya benar-benar siap mengimami manusia dengan membaca alquran sebagaimana mestinya tidak melakukan kesalahan didalam sholatnya sebagaimana kita saksikan terjadi pada sebagian imam-imam masjid.Semoga Allah tunjukan hidayah pada mereka.

Didalam hadist ini pula terdapat keterangan bahwasannya amalan -amalan yang ditampakkan kepada Allah dibulan ini adalah amalan setahun.Telah datang keterangan lain bahwa amalan ditunjukkan kepada Allah diakhir setiap harinya dan juga dihari senin dan kamis.Imam Ibnul Qoyyim menyebutkan riwayat-riwayat ini kemudian berkata :”Amalan itu diangkat dan ditampakkan kepada Allah ,maka amalan umum diangkat di bulan Sya’ban sebagimana dikabarkan oleh Nabi bahwasannya bulan sya’ban adalah bulan diangkatnya amalan dimana berkata :”Fa ahibb an yur’fa’ ‘amalii wa ana shoim“.Dan juga ditampakkan amalan sepekan dihari senin dan kamis sebagaimana telah tetap juga dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam .Dan ditampakkan amalan siang di bagian akhir siang dan amalan malam diakhir malam sebagimana dalam hadist Abu Musa yang diriwayatkan Al Bukhari dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam “Diangkat kepada Allah amalan malam sebelum siang, dan amalan siang sebelum masuk malam” Ini menujukkan diangkatnya amalan harian lebih khusus dibandingkan pada hari senin dan kamis.Dan hari senin kamis lebih khusus dari pengangkatan amal di bulan Sya’ban.Kemudia apabil datang ajal maka diangkat seluruh amal dan ditunjukkan kepada Allah kemudian dilipa catatan dan ini proses terakhir… (Thariqul Hijratain (1/133))

Maka marilah segenap kaum muslimini memberikan perhatian khusus pada waktu-waktu mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan ketaatan agar dapat menggapai keridhioan Allah.Segala puji milik Allah ,Rabb langit dan bumi.Dna salawat atas Nabi kita ,semoga shalawat atas NabiNya, sebaik-baik manusia

Sumber: Dari tulisan berjudul Al Ghaflah ‘an Syahri Sya’ban http://www.rayatalislah.com/kalimah/chaabane1430.htm

(*) Penulis lahir di Al Jazair 29 November 1968,mendapat gelar Lc dari Universitas Madinah dijurusan Hadist ditahun 1994 dengan predikat Mumtaz.Gelar Magister diraih ditahun 2000 di Universitas yang sama juga dengan predikat mumtaz di bagian ilmu-ilmu hadist.Adapun predikat Doktor diselesaikannya di tahun 2006 masih dibidang yang sama dan di univeritas Madinah dengan predikat “Mumtaz ma’a martabatil Uula“.Sudah banyak karya beliau baik kitab yang ditahqiq maupun makalah ilmiah.

Posting Lebih Baru Posting Lama

Leave a Reply